Tampilkan postingan dengan label Hari ke 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari ke 3. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Juli 2013

Coretanku di Minggu pertama



dariku Ma'rufah Mu'asyaroh

Hari ini rabu 16 Ramadhan 1434 H menjadi hari yang begitu spesial untuk kami, mengapa? Karena pada hari inilah kami memakai seragam kebanggaan, “batik” baru kami. Mungkin ada beberapa yang belum bisa mengenakannya karena berbagai alasan, sebenarnya turut sedih juga akan hal itu. Tapi itu semua tak mengurangi semangat di pagi hari ini. Seperti pagi-pagi sebelumnya kami mengawali rutinitas pagi ini dengan menyambut siswa yang berbondong -bondong datang ke sekolah. Satu per satu dari mereka mengembangkan senyum cerah yang menunjukkan kehausan ilmu pengetahuan. Beberapa diantara kami bahkan sangat bersemangat untuk menyambut calon-calon generasi penerus bangsa ini, sampai-sampai melihat satu per satu nama yang tertempel di dada mereka. Ketika bel penanda “masuk” terdengar, pintu gerbang yang kokoh itupun tertutup rapat seakan enggan mempersilahkan mereka yang datang terlambat.
Apel pagi pun kami laksanakan untuk membahas apa-apa yang perlu kami siapkan untuk “pindahan” sementara. Yah pagi ini base camp digunakan untuk rapat wali murid kelas akselerasi. Karena memang sudah diijabkabulkan oleh kami maka kamipun pindah sementara ke perpustakaan yang juga sementara [perpustakaan yang sebenarnya sedang mengalami renovasi]. Agenda inti hari ini adalah koordinasi dengan para guru pamong dan perkenalan dengan dewan guru, tapi sebelum hal itu terealisasi kami menunggu layaknya anak TK yang sedang menunggu jemputan mamahnya. Yang membedakan kami dengan mereka [anak TK] mungkin adalah ketika anak-anak TK menunggu mereka bermain ayun-ayunan dan sejenisnya, sedangkan kami, apa yang kami lakukan? Bersama-sama kami berdiskusi dalam mengisi TTS [walaupun tidak semuanya]. Segala daya dan upaya kami lakukan untuk memenuhi kotak-kotak yang masih kosong, bahkan beberapa diantara kami memaksakan jawaban untuk kotak tersebut dan kami baru menyadari bahwa beberapa dari TTS tersebut sudah ada kunci jawabannya, karena memang TTS yang kami isi berasal dari koran edisi yang lalu.
Setelah sekian lama, akhirnya angin segar berhembus bersamaan dengan datangnya seseorang yang memang sudah kami nanti kedatangannya. Tak lain dan tak bukan dialah, “Bapak Indroyono”. Beliau adalah Koordinator Guru Pamong dan sekaligus guru pamong untuk salah satu trio kebanggaan kelompok kami [Arif, Thoni, dan Hana]. Banyak hal yang beliau sampaikan, diantaranya teknis untuk perkenalan atau silaturahmi dengan dewan guru dan koordinasi dengan guru pamong masing-masing. Setelah ini dan itu lalu terdengarlah bel istirahat yang memaksa kami keluar dari base camp sementara kami untuk kemudian menuntun kami melangkahkan kaki ke ruang guru. Setelah kami memperkenalkan diri, sambutan tepuk tangan meriah dan suara riuh yang bermunculan membuat kami semakin bersemangat menjalani hari ini, bhkan ada satu kalimat yang membuat kami merasa bangga adalah ketika seorang Waka Kesiswaan [Bapak Untung] mengatakan bahwa semoga silaturahmi yang dijalin bisa sampai akhir hayat nanti [amiien].
Perkenalan yang berkesan itupun harus diakhiri, karena memang ada hal lain yang tak kalah penting untuk kami sambangi. Yah tempat itu adalah mushola, di beranda sudah menunggu seorang Bapak yang siap mengembankan tugas kepada kami. Tak kalah jumlahnya dengan kami, beberapa pengikut beliau ada di sebelahnya untuk mendampingi beliau. Mereka adalah anak-anak Rokhis yang luar biasa. Ta ti tu, ini dan itu kami sampaikan, beliau juga menyampaikan beberapa hal penting yang harus kami laksanakan. Setelah menemui kata sepakat akhirnya kami berpisah, beberapa diantara kami menemui guru pamong, dan beberapa yang lain kembali ke base camp.
Kami yang kembali  ke base camp sempat mengalami kebingungan, karena tak ada hal yang kami lakukan, dan kami tidak terbiasa hanya ongkang-ongkang tanpa melakukan sesuatu hal. Akhirnya diskusi-diskusi kecilpun kami kerjakan, dan terbentuklah suatu jadwal yang kami namakan “Jadwal Salam-Salaman”. Jadwal ini berisi nama-nama kami yang sudah kami utak atik sedemikian rupa sehingga menghasilkan beberapa nama yang memang sengaja kami satukan dalam satu hari. Hingga akhirrnya sebuah suara yang tak asing lagi di telinga kami terdengar. Bel tanda waktu pulang telah berbunyi. Seluruh siswa yang sudah tidak berkepentingan pulang ke rumah mereka masing-masing. Kamipun ingin melakukan hal yang sama, akan tetapi ada hal-hal yang menahan kami di sini, di base camp yang sebenarnya [kami memang sudah pindah lagi]. Akhirnya setelah semua berkumpul kami mengeksekusi apa-apa yang membuat kami tertahan. Satu hal terselesaikan, dua hal, tiga hal, dan “seterus hal” terselesaikan pada akhirnya, meskipun belum semuanya. Akhirnya kami putuskan bahwa kami harus kembali mengisi baterai kami masing-masing. Dan untuk hal-hal yang belum jelas tadi akan kami lanjutkan esok hari.
Begitulah coretanku hari ini, minggu pertama ini, sebenarnya masih banyak hal-hal yang belum termuat di sini. Salah satunya adalah ternyata baru ku sadari bahwa kelompok ini semakin lama seperti sebuah kelompok “biro jodoh”. Apa maknanya? Tunggu  coretan-coretan berikutnya..

catatanku hari ini




Monica Ulfah


Tepat pukul 06.30 gue n’ friends bersalam-salaman ma siswa siswi di skula ianG emang menurut gue begitu menantangnya buat dijadiin tempat PPL or KKN gue n friends. Sebut aja SMA N 1 Purwokerto, terkenal dengan kumpulan peserta didik  iang jeniuzzz or cerdas getoo. Wuihhhh wolesss brooo, siswa siswinya cukup baik kok menyambut kita kita yang lagi jejer buat nyalamin mereka,huasiikkk tenan rek. Kebanyakan bersalaman sambil bilang “pagi mbak, pagi mas” xixixxixi emang muka-muka kaya kita ini masih terbilang unyu-unyu apa yah,.,kwekkwekkwek.Okokzzlahh, so no what what.
Pukul 07.30 nah ini waktu iang ditunggu bagi yang biasa yang brangkatnya muepet pisan, limit banget gerbang dibukanya abis ntu ditutup penuh dah, waduh-waduh padahal sekolah dah ngasih kebijaksanaan neh pas bulan puasa masuknya mpe setengah delapan, eh eh eh masih ja iang telat, sahurnya jangan pake tumis kangkung ya de’,hehehe.
Kami para anggota power rangers, oupsss maksudnya dalam arti kapan dibutuhkan oleh pihak sekolah gue n’ friends siap membantu tanpa berubah kostum jadi warna warni kaya pelangi nanti bisa dibilang “ mas mbak mo jualan balon n permen lolipop yah, hahhahaha (bayangkanlah). Emang kGak luciuu cii tapi no what what lah. Oupss kagak cukup mpe disini neh, selanjutnya kita ntu disuruh pindahan dulu sementara ke perpustakaan coz aula dipake buat kumpulan wali murid yang dari accel alias acceleraci. Wuidiiihh, gue n’ friends bisa ngrasain ortu-ortu yang lagi disitu saking bangganya tuh punya putra n’ putri yang bisa masuk accelraci SMA 1 Purwokerto (terbang).
Selanjutnya gue, bu Rindi, bu Nur pergi nuju ke ruang kesiswaan buat nemuin Bapak Kus yang secara otomatis beliau sebagai guru pamong kami. Asiiikk kok sosok dari Pak Kus. Alhamdulillah moga ja Allah memberikan kelancaraan n’ kemudahan dalam menjalankan PPL n’ KKN be amin ya robbal alamin. Alhasil kita bertiga disuruh buat Promes n’ Prota skaligus RPP kurikulum 2013. Widiihhhh perlu bantuan n’ bimbingan dari Dosen or Guru Pamong neh, cemungud kaka, so it’s okey lah (tepuk tangan serentak). Uda selese sharing-sharingnya with Pak Kus lanjut buat ke mushola (spasi ke kamar mandi dulu, maklum lagi diare) nah di mushola ne gue n’ friend rapat lamjutan ma anak-anak ROHIS n’ Pak Ismail selaku Guru Agama Islam. Alhamdulillah dah da ne titik terang ibarat kate kejelasan kegiatan apa aja neh yang berhubungan dengan amaliah ramadhan. Ada lomba nashid, kaligrafi, pildem, desain. Uhhhh jadi ga’ sabar neh buat ngikut partisipasi. Hasiiikkkkk tenan ya’e.
Belpun berbunyi TooTTTTT, waktunya ganti jam pelajaran yang terakhir, gue, bu Rindi, n’ bu Nur observasi di kelas XI IS 1 busyettt dah siswa siswinya bisa terbilang banyak yang aktif horeeee jadi kagak kaya dikuburan gitu (emang tante kunti n’ om pocong wkwkwkwk). Pak Kus cara mengajarnya bisa jadi contoh n’ gambaran buat kami neh ga’ bosenin n’ ga bikin nguap alias ngantuk getooo. Abis Pak Kus selese mengajar kami memperkenalkan diri donk, serasa artis yang baru booming booo,,xixxiixi deg-degan ci tapi kalo udah di depan alhamdulillah ilang juga tu iang namanye galau.
Kegiatan akhir ntu rapat di aula mengenai jadwal salaman menyambut siswa, menulis kegiatan KKN, terakhir bincang-bincang n’ nentuin perwakilan iang jadi juri ntu di lomba-lomba n’ sapa ja yang ngikut ngramein or meriahkan acara lomba-lomba. Udah dotentuin neh kita kesepakan kelompok PPL terpadu SMA 1 Purwokerto mo pada musikalisasi puisi, wahhhh seru tuh gue setojo buanget. Ian g gue harapin kita semua bisa kompak n’ tetap semangat kagak usah risau or tetap wolesss, so ada masalah kita hadapin n’ pecahin bareng-bareng tanpa pake piring terbang kwekkwekkwek.
Sekian, Thanks guys :D

Seok kecil 'Sahabat Karya' ku (catatanku disebentuk hari bernama Rabu)

         

        Pagi itu tidak terlalu dingin. Embun hanya enggan bersenandung di haribaan mentari yang mulai nampak berwibawa. Bangunan-bangunan megah menyudut di pelupuk mata, mencuri-curi langkah mahasiswa 'Karya' anyar ini. Biru berpadu padan putih seakan membara mengusung angan-angan mewujudkan karya itu sendiri. Warna hitam mendasari baju-baju putih itu. Inilah mungkin mengapa embun tak lagi bersenandung; ia terbakar gelak tawa dan semangat benih-benih penggendong arah bangsa itu. Kaki-kaki mungil bapak ibu yang tidak lain adalah semaian pendidikan telah merapat rapih, mengusung ikrar suci pengabdian, keikhlasan dan senyum kegembiraan. Pagi yang benar-benar indah bukan?


          Berkumandanglah, tak selang berapa lama, penegasan janji suci itu. Pengukuhan semangat itu. Penjelmaan bara api jiwa pengabdian. Meski hening, enggan tuk datang. Angin membawa kabar pemberangkatan benih-benih itu. Terbanglaaahhhh, membawa asa-asa indah. Menuju mentari sana. Meski pelita kecil, GURU, halus ilmumu, senyum MANFAAT selalu menyungging indah di wajahmu. Wahai kau, ijinkan kureguk samudra kecilmu.
         Waktu seakan benar-benar bercengkrama dengannya. Duhai, haus lapar tak lagi tampak demi tersisih buih-buih imajinasi, mimpi nyata. 
         Pena terus saja berlarian menyambut luapan-luapan keceriaan itu. Bagaimana tidak, tunas-tunas muda benar-benar ranum di setiap paginya. Tanah dan pupuk juga ada, tersedia. Amboi benar, benar! Disela lantunan merdu piawai seseorang di loudspeaker, kembali mereka tuangkan kedalam periuk yang sama, periuk yang sedari kemarin itu masih terus saja digunakan. Entah, ajaib benar ia menampung gelora, lagi dan lagi.
        
         Hari ketiga, 24 Juli 2013....

         Hati benar-benar terkembang lembut di semilir angin pagi yang masih simpang siur itu. Membawa si GURU menuju peraduan masing-masing untuk menangkap cahaya. Berkas-berkas cahaya yang selama ini masih tertutup tirai jendela persahabatan. Si Guru memperkenalkan diri. Uh, tak kau dengarkah gemericik air kerinduan itu? Tak terperi betapa suci kata "keluarga" saat itu. Si Guru benar-benar diterima. Ia hadir... ia telah hadir....

         Lagu-lagu mengalir di sela meja keja. Lembuuuttt, hari ini memang syahdu! Berani aku sekarang melukis guratan warna si Guru itu. MERAH, BIRU, UNGU. PUTIH, HIJAU, DAN JINGGA. KUNING DAN NILA. SEMUA KUAWALI HARI INI.
         
Teman, tahukan siapa si guru yang aku ceritakan ini?
Inilah mereka teman :

1. Bahasa Inggris

    a. Mu'alim Ibnu Fathoni
         Hadir dalam sosok penuh imajinasi. Berperawakan kecil, berjiwa lurus. Hadirkan gelak tawa mesra merekatkan sendi-sendi arah yang kadang terpencar.
    b. Hana Yulinda Fitriani
         Parasnya menunjukan betapa ia hati-hati. Sifatnya yang periang sering sekali membawakan kesegaran baru. Bu, dengan segala kerendahan hati, kami menitipkan uang kami. Kelola dengan segala kebijakan ibu.

2. PPKn

    Andi Riyanto
    Teguh, ikhlas, senyum yang sering terkembang sedikit saja lukisan untuknya. Mendukung sepenuhnya yang sesuai dengannya adalah hobinya.

3. Sejarah
    a. Darmawan Edi Winoto
        Manut, bukan berarti ia tak berpendapat, tetapi ia benar-benar berjiwa lapang. Saya percaya, ia sosok paling sabar diantara lainnya.
    b. Awal Tri Riyadi
        Halus, lurus, lempeng, dewasa, ramah, ah entah berapa kata positif lainnya yang musti kububuhkan.

4.  Biologi
     a. Laela Tri Alfiana
         Seolah terlahir dalam kemasan yang childish, ia menipu kesan pertama itu. Tak perlulah kau bersusah meminta pertolongan darinya, ia telah hadir bahkan sebelum bibirmu bergerak dan jemarimu menggenggam penamu itu.
     b. Fitriah
         Tak banyak yang harus kuceritakan, untuk tahu bagaimana ia menjadi penyemangat Guru lainnya, cukuplah kau bertemu dengannya.
     
5.Matematika
   a. Ma'rufah Muasyaroh
       Tak sedikitpun nampak kelelahan diwajahnya, tercipta dengan lithium sempurna untuk menjalankan aplikasi apapun yang diminta. Andai ia diserupakan gadget, kata-kata mult-itasking, atau multi-talented tak bisa mewakili. Power bank benar-benar enggan terlepas dari socketnya, rasa-rasanya demikian.
   b. Fitrie Anggie Tiara
       Belum benar-benar tergali roh apa yang bersemayam didalam wujudnya. Ia mungkin bermata banyak, atau bermuka banyak atau serba banyak. Ia bear-benar tak terduga. Sungguh teman, ketidak-terdugaan ia-lah yang selalu ditunggu dalam deadlock yang sering muncul.
   c. Robiyati
       Senior yang satu ini, menjadi sosok panutan. Pertimbangannya yang matang, cermat, bersahaja acap kali menjadi bahan perenungan Guru dalam menjalankan fungsi masing-masing.

6. Bahasa Indonesia
    a. Atin Rahmiastuti
        Ahh, bagaimana jadinya tim Guru tanpa dia? Tuhan mewujudkan ia dalam pribadi yang riang atau over-riang, manalah kata yang anda suka. Tertidur atau bahkan hanya mengantuk saja saat diskusi adalah hal yang mustahil. Ia-lah obat pembangkit semangat bagi yang lainnya.
     b. Ais Rahmatika
         Berwajah sendu menghantarkan sesiapa yang melihatnya menuju kesimpulan yang sama. Ia lembut. Ia kasih. Ia emotif.  Kesabarannya menaklukan panasnya ruang rapat.

7. Geografi
    a. Rindi Windari 
        Keibuan. Galak yang kadang muncul itu... duh, benar indahnya. Ia titipkan perhatian, kecintaan, dan pengabdian pada tim Guru itu lewat kata-kata yang memang pedas. Engkau mungkin tak mengerti ia, maka bayangkanlah saja sosok Margaret Tatcher, meski tak berbanding sepenuhnya.
     b. Nuryanti
         "Ah gue ikut saja". Pendapatnya masih saja terkurung. Pemalu tampaknya. Eh, tunggu dulu. Siapa sih didunia ini yang lebih loyal terhadap tim lebih daripadanya?
    c. Monica Ulfah
        Gadis ini sempat sakit. Cepat sembuh untuk sakitmu itu. Ia termasuk kedalam penjaga waktu, ia lah juga yang paling rajin mengingatkan agar rapat selalu efektif dan efisien. 

untuk para ahli bahasa, saya percaya anda benar-benar merasa terganggu dengan banyaknya kata "itu" dalam sepenggal gambar tim Guru. Kata "itu" hanya ingin menegaskan saja bagaimana bangganya saya DAPAT MENJADI SATU TIM BERSAMA MEREKA. Perkenalkan, saya ARIF SETIAWAN, salah satu anggota tim Guru yang haus benar untuk menimba ilmu dari mereka.

sekian,