Tampilkan postingan dengan label Hari ke 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari ke 14. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Agustus 2013

Peri Cahaya Dari Selembar Catatan Kelam



Oleh: Ais Rahmatika

Teruntuk kawan-kawan PPL KKN Terpadu SMA N 1 Purwokerto. Tetap semangat dan pancarkan aura positifmu dengan senyuman.

Seperti selasa pagi sebelumnya, salam, sapa, dan senyum kami tidak henti-hentinya meramaikan suasana pagi hari yang cerah dan indah. Merekah, seperti bunga mawar yang siap melenggak-lenggokkan sayap-sayap kelopaknya nan cantik. Ketika tangan kami menyambut siswa-siswi SMA N 1 Purwokerto, seperti ada angin yang berdesir memasuki aliran darah kami. Angin pagi yang membisikkan asa dan cita-cita mereka. Ia adalah sebuah laskar pencetak prestasi, peraih mimipi, dan penggapai cita-cita.

Setelah selesai bersalaman menyambut kedatangan siswa-siswi, kami pun kembali ke base camp. Di sana kami melakukan ritual wajib di pagi hari, yaitu berkumpul dan berdoa bersama untuk mengawali aktivitas hari itu. Agenda pada hari selasa pagi adalah koordinasi dengan Bu Dhani selaku Waka Kurikulum untuk membicarakan kegiatan PPL KKN Terpadu yang sudah terlaksanakan sampai detik itu. Selanjutnya salah dua dari kami menghubungi Bu Dhani ke ruang kurikulum untuk bertemu beliau mengenai koordinasi tersebut. Dan sesampainya di sana, Bu Dhani sudah bersiap melangkahkan kakinya menuju base campkami.
            Petualangan pun dimulai. Kami semua duduk melingkar dan bersiap untuk mendengarkan apa saja yang tertutur dari bibir Bu Dhani. Seperti tersapu ombak di lautan lepas. Selembar catatan kelam menyabet kami. Tidak sakit dan tidak mengapa, namun ini merupakan sebuah pelita bagi kami untuk melanjutkan perjalanan panjang yang masih ada di depan mata. Perjalanan yang dirasa gelap dan sangat memerlukan seberkas cahaya sebagai penuntun jalan yang kami lewati. Enam belas pasang bola mata menatap ke satu arah, tidak ada satu pun yang mengelakkan pandangannya terhadap Bu Dhani. Hanya desiran angin yang tertangkap oleh telinga kami, selain suara yang mengalun pasti dari beliau. Tubuh kami duduk kaku. Terpaku. Mulut kami pun mengatup. Senyap.

            Peri Cahaya akhirnya datang. Ia membaca selembar catatan kelam untuk kami. Ia sampaikan dengan sungguh-sungguh catatan itu kepada kami satu per satu. Perlahan kami menyadari, mengerti, dan meresapi apa yang tertulis pada selembar catatan kelam yang dibawanya. Senyum kami pun sedikit mulai membuka. Kami serempak mengangguk berulang-ulang setiap apa saja yang perlu dipahami dan dibenahi. Seperti menyalakan sebuah lentera di dalam gua. Cahaya redupnya mampu menerangi apa yang mengelilinginya. Meskipun seberkas cahaya itu masih belum mampu menerangi dengan terang, namun setidaknya jalan yang akan kami lalui sudah mulai terlihat. Dan kami berharap tidak ada yang membawakan selembar catatan kelam lagi.
            Selembar catatan yang bermanfaat bagi kami. Peri Cahaya membawakan penerangan kepada kami dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah tersusun dalam agenda PPL KKN Terpadu. Semangat kami yang sempat meredup, kini menyala kembali dengan terang. Seperti cahaya yang selalu memancar dari kedua sayapnya. Ia adalah cahaya yang dibawakan oleh peri untuk perjalanan panjang kami ke depan. Selama beberapa bulan kami akan selalu berpetualang, berharap hanya ada satu lembar catatan kelam yang menghampiri. Peri Cahaya pun kembali ke peraduannya. Sebelum cahayanya meninggalkan base camp, mulut kami saling berlomba untuk mengucap terima kasih kepadanya. Bu Dhani.
            Selesai sudah koordinasi mengenai evaluasi dan koreksi kegiatan PPL KKN Terpadu di SMA N 1 Purwokerto. Koordinasi yang sekaligus pencerahan bagi kami dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya. Banyak pelajaran yang harus dipetik dan disimpan dalam sebuah kotak kehidupan kami. Pelajaran yang akan membawa kami kepada sebuah kehidupan yang tertata apik. Tidak ada satu pun pelajaran yang sia-sia, begitu pun dengan semua yang dilakukan untuk hidup ini. Hari selasa yang luar biasa. Tetap tersenyum, salam dan sapa tetap mengiringi hari-hari beikutnya.
Sekian dan terima kasih. Sampai jumpa di catatan selanjutnya...


Sang Pendiam (Katanya,hihihii…)



Oleh: Atin Rahmiastuti


Hari ini mungkin terasa tidak terlalu banyak kegiatan, jadi gak banyak juga yang bisa aku tulis. Pagi ini aku bersama dengan Pak Toni seorang yang sangat sangat Pendiam (kata guru-guru SMA N 1 Purwokerto) bertugas piket di ruang piket. Tidak banyak juga yang aku kerjakan di ruang piket, hanya mencatat beberapa siswa yang ijin keluar sebentar. Selain itu juga aku membantu Mas Zein seorang petugas tetap di ruang piket, untuk mendata siswa dan melakukan input absensi baru dengan menggunakan finger print. 

Di ruang piket aku Cuma duduk manis dengan Pak Toni, mau ngobrol tapi bingung, Pak Toninya saja diam seperti itu. Malahan ada yang mengatakan kalau Toni adalah anak yang lulus dari sekolah kepribadian. Gimana tidak dikatakan begitu? Dia sangat diam dan duduknya pun sangat sopan. Berbanding terbalik sekali dengan aku yang super brisik dan gak bisa diam…

Beralih dari perbincangan mengenai Pak Toni sang pendiam, di luar ruang piket siswa kelas XI berlarian. Mereka berbondong-bondong ke luar gerbang sekolah. Ternyata hari ini atlet bulu tangkis yang menjadi juara dunia yaitu M. Aksan dan Ahmad T di arak keliling kota Purwokerto. Siswa kelas XI SMA N Purwokerto diminta oleh pihak sekolah untuk ke depan gerbang supaya bisa melihat juara dunia tersebut dan dapat menginspirasi siswa supaya mengikuti jejak atlet tersebut menjadi juara dunia dalam kejuaraan apapun..

Yah mungkin kegiatan hari ini cukup sampai di sini, karena setelah pulang sekolah, kami hanya membantu membereskan perpindahan perpustakaan yang baru, yang sudah berlangsung selama beberapa hari…cukup leeelllaaahhh… :D

Jumat, 23 Agustus 2013

Selasa “ISTIMEWA”



Selasa, 20 Agustus 2013, seperti biasanya pada pagi hari yang cerah bapak dan ibu PPL siap untuk menyambut siswa-siswa  SMA N 1 Purwokerto dengan suka cita. Setelah itu, kami meluncur ke tempat-tempat piket, diantaranya kesiswaan, guru piket, kurikulum, BK, dan perpustakaan. Namun saya tidak mendapa giliran piket sehingga harus tetap berada di base camp,,J
saat  itu juga, saya mendapat tugas observasi pembelajaran dikelas,,,pada awalnya sii ngantuk, tapi lama kelamaan asyik banget,,,satu kata lah “wow” untuk siswa-siswa SMA N 1 Purwokerto…luar biasaaa…
dan akhirnya setelah bel pulang berbunyi, kami menuju base camp dan memulai rapat,,dan akhirnya pulang…
hhhhmmmm,,ada yang lupa nih?
saat itu saya tidak langsung pulang karena saya bersama bapak awal mendapat mandat untuk mencari tanaman apotik hidup,,butuh perjuangan sekali, harus melawan hujan dan tanaman yang kami cari tidak kunjung kami dapatkan…heee
capenya sii,,,tapi kalau liat hasilnya nnti insya alloh kan memuaskan…aamiin..
tetep semangat teman-teman….:)
masih banyak kegiatan esok hari…
FIGHTING…!!!!!!!!!!!!!

By Fitriah

Kamis, 22 Agustus 2013

Selasaku Dalam Catatan



Oleh: Ais Rahmatika
   
Teruntuk kawan-kawan PPL KKN Terpadu SMA N 1 Purwokerto. Tetap semangat dan pancarkan aura positifmu dengan senyuman.

Selasa pagi yang cukup segar dan dingin. Kabut pagi masih sesak memenuhi ruas jalan yang dilalui. Semangat kami menghangatkan tubuh ini. Perlahan embun pagi membasahi jari-jari yang menggenggam erat. Langit biru membentangkan sayap pesonanya. Motif awan putih memberi kesan keramahan pagi itu. Sinar matahari mulai mengintip dari sela-sela awan putih yang sedikit menutupi. Dan tubuh ini makin terasa hangat, karena sang surya perlahan menebarkan kehangatan bagi semua makhluk. Kesibukan di pagi hari yang rumit dan apik.
Perpustakaan adalah ruangan yang akan ditunggui selama setengah hari, karena hari itu terjadwal piket di perpustakaan. Seperti biasa, senyum kami selalu mengembang menghangatkan mereka, yaitu warga sekolah termasuk bapak dan ibu penjaga perpustakaan. Tidak lupa salam dan sapa senantiasa mengikuti senyum tulus kami. Bu Erni adalah salah satu pernjaga perpustakaan yang mendampingi kami selama piket. Sehubungan dengan pemindahan perpustakaan ke gedung baru, maka ruang perpustakaan terlihat tidak semestinya. Ruangan ini dipenuhi oleh bertumpuk-tumpuk kardus yang berisi buku-buku.
Selanjutnya, oleh Bu Her kami diberi tugas membantu membuat kartu pengunjung perpustakaan yang memang sebelumnya belum ada. Kami mengguntingi setumpukkan kertas yang berwarna-warni, seperti pelangi. Merah, kuning, hijau, itu lah warna-warna yang ada pada kartu peminjaman. Perbedaan warna itu bertujuan untuk membedakan kelas yang satu dengan yang lain. Setelah kertas-kertas itu selasai digunting, lalu dimasukkan ke dalam name tag. Banyak pengalaman yang didapat dari beberapa cerita yang dituturkan oleh Bu Her dan Bu Erlin mengenai pengelolaan perpustakaan. Setiap apa yang terucap dari bibir Bu Her dan Bu Erlin kami tangkap dan dipahami dengan sungguh-sungguh. Karena pengalaman adalah guru terbaik, maka sudah semestinya kami mendengarkan dan memperhatikannya.
Akhirnya kegiatan kami pun dihentikan oleh sebuah suara yang menandakan bahwa semua aktivitas di sekolah harus berhenti. Bel pulang sekolah berbunyi. Piket hari itu pun selesai. Tidak capek, namun sedikit pegal-pegal pada jari tangan yang sedari tadi melipat, menggunting, dan memasukkan kertas berwarni-warni ke dalam name tag. Akan tetapi, piket di ruang perpustakaan cukup menyenangkan, karena kami diberi tugas membantu membuat kartu peminjama, jadi tidak merasa bosan. Selain itu, kami lebih mengenal siapa itu Bu Erlin dan Bu Her. Hubungan kami dengan penjaga perpustakaan diharapkan akan menjadi semakin baik.
Salam, sapa, dan senyum yang selalu mengembang kiranya dapat mengawali kegiatan apa pun untuk menjadi lebih baik dan menyenangkan. Kami berharap semua rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam piket di berbagai ruangan, termasuk perpustakaan dapat bermanfaat. Mari, rapatkan barisan untuk bersama-sama menciptakan laskar pemetik prestasi. Tetap semangat!
Sekian dan terima kasih. Sampai jumpa di catatan selanjutnya...




Rabu, 21 Agustus 2013

SENJA KEMUNING TEK DUNG (Adaptasi naskah “HM1L” Karya Puthut Buchori)


BAGIAN 1
SEORANG GADIS BELIA SEDANG DIMARAHI OLEH IBUNYA YANG MENJADI ORANG TUA TUNGGAL. DIA TELAH MELAKUKAN KESALAHAN YANG TIDAK TERMAAFKAN OLEH KEDUA ORANG TUANYA.
SISI : Ibu, Sisi mau bicara sama ibu.
IBU : Iya nak, bicara saja. Sepertinya kamu sedang punya masalah. Tapi Sisi jangan sampai mengecewakan Ibu ya, Sisi tahu sendiri, Ibu sudah susah payah menyekolahkan Sisi seorang diri, ayah sudah lama meninggalkan kita.
SISI MENANGIS
IBU : Sisi kenapa menangis? Ayo bicara sama Ibu.
SISI : Bu…Maafkan Sisi. Sisi sudah nengecewakan Ibu.
IBU : Bicaralah nak, ada apa?

SISI : (semakin menangis) Sisi...Sisi hamil bu..
IBU : Sisi…(sambil berteriak histeris dan menangis)
SISI : Tolong Bu maafkan Sisi, Sisi bisa menjelaskan semuanya.
IBU : Kamu ini sudah ibu rawat sendiri, ibu besarkan, ibu sekolahkan, tetapi ini balasanmu. Ibu sangat kecewa!
SISI : Ibu…Sisi..
IBU : Selama ini ibu sudah bersusah payah membesarkanmu sendiri, tapi kamu balas air susu dengan air tuba! Daripada ibu punya anak sepertimu mending ibu tidak punya anak! Lebih baik ibu hidup sendiri! Tidak sudi ibu.. pergi kamu, pergi !!
SISI : Ibu…Ibu mengusir Sisi? Sisi anak ibu, maafkan Sisi, Sisi bisa menjelaskan semuanya.
IBU : Ibu tidak butuh penjelasanmu lagi! Yang jelas kelakuanmu sudah sangat mengecewakan Ibu! Tinggalkan Ibu sendiri!!!
BAGIAN 2
SISI SENDIRI, MELAMUN, MENERAWANG JAUH KOSONG.
SYAIR
ELIGI SISI
Langkahku memang salah, Hatiku tak terarah
Karna tergoda dosa aku dicampakan
Terusir dari dunia yang kucinta
Tersisih dari orang tercinta
Tak tahu harus kemana menapak
Agar tetap diterima dan dicinta
Aku butuh arah, tanpa dihantui aib, dosa dan sesal
Ini bukan salahku semata
Ini salah keadaan, ini salah suasana
Ini salah jaman yang menuntutku berbuat
Mengajariku untuk ringan melakukan

ANAK-ANAK BERGAYA PUNK BERTERIAK TANPA ATURAN, MENDEKATI SISI YANG MASIH SENDIRI.
SISI : Kalian ini siapa? Kok berdandan aneh?
PM : Atas nama pimpinan kaum punk, perkenalkan aku Punk Melankolis akan menjadi malaikatmu.
SISI : Apa, malaikat?
PM : Ya, malaikat yang dalam bahasa inggrisnya, sebentar…?
(membuka kamus) nah ini…angel (tetap dibaca angel)
SEMUA : hu,,,,enjel..!
PM : Ya, ucapanya seperti yang teman-temanku katakan tadi, maklum masih amatir..hehe
SISI : Kok malaikat?
PM : Ya jelas malaikat, karena kami akan menolongmu, (kepada kelompok punk) betul?
SEMUA : Tul !
PM : Karena kami tahu, kamu sedang kesusahan, (kepada kelompok punk) betul?
SEMUA : Tul !
PM : Karena kami tahu, kamu sedang kesepian, (kepada kelompok punk) betul?
SEMUA : Tul !
PM : Karena kami tahu, kamu sedang sendiri, (kepada kelompok punk) betul?
SEMUA : Tul !
PM : Karena kami tahu, kamu sedang butuh teman, (kepada kelompok punk) betul?
SEMUA : Tul !
PM : Good..good..good..begitulah kami, kompak.
JI-PUNK : Sudahlah friend, jangan ragukan solidaritas pertemanan kami, jangan remehkan kualitas perkawanan kami.
SISI : Ini siapa lagi?
PM : Oh, ini Ji-Punk, beliau ini adalah sekertaris kaum Punk.
SISI : Oh..ada sekertarisnya juga?
JI-PUNK : Meskipun kami ini kelompok inkonstitusional-marjinal, tetapi kami sangat aktual dan prinsipal…
SISI : Oh…
JI-PUNK : Oh ya friend, tadi ada instruksi dari kepala suku kami “ Bos Punk”. Beliau ingin menemui friend langsung.
SISI : Yang mana sih pimpinan kalian? Aku jadi penasaran.

KEMUDIAN SISI BERTEMU DENGAN BOS PUNK YAN TERNYATA DI LUAR DUGAAN, BERPOSTUR TUBUH KECIL DAN BISU.
SISI : (Tertawa geli)
Jadi ini bos kalian? Hallo bos..
BOS : naklanekrep ayas sob Knup
SISI : (Semakin geli)
Bos kalian???
BOS : ayi, ayas sob Knup, anapek !!
SISI : Yang bener?
BOS : (semakin marah)
Inareb amas ayas? Tail itnan apa ngay idajret!!!
JI-PUNK : Eh jangan main-main dengan bos, kalau marahnya memuncak ati-ati lho?

SISI MASIH TERTAWA, BOS PUNK SEMAKIN MARAH DAN KEMUDIAN DENGAN GUNA-GUNA MENYIHIR SISI HINGGA SISI JUGA IKUT BISU.
BOS : (Bahasa tidak jelas)
Uka rihis uak! 3X
SISI : (bahasa tidak jelas)
Apanek..apaek ayas? Araus ayas apanek?
SEMUA : Nah..bener kan?
SISI : (Protes)
Apanek rihinyem ayas idajnem itrepes ini?
BOS : (menjawab dengan santai)
Anarek idat umak ukejengem, ay utihal aynasalab.
SISI : (mencoba berpendapat)
Ipat uka idat aynah awatret, anerak sob hena.
BOS : (masih dengan santai)
Ay utilah kutneb umnakeje, amirt halajas.
SISI : (minta maaf)
Ayas atnim faam sob, ayas kadit naka itrepes uti igal. Ngolot sob, nakilabmek igal araus ayas sob?
BOS : (dengan penuh kebanggaan dan kemenangan, mengabulkan permintaan Sisi)
Supah rihis 3X
SISI : (bicara normal)
Ah…akhirnya aku bisa bicara lagi, terimakasih ya bos.

DARI KEJAUHAN TERDENGAR SUARA MUSIK DISCO DAN SUARA ORANG-ORANG TERTAWA PENUH KEGIRANGAN.
PKBN : Eh rombongan modis datang.
SEMUA MELIHAT BOS, LALU BOS BERBISIK KEPADA JI-PUNK.
PKBN : Kata Bos, kita harus sembunyi !

SEMUA ANAK PUNK BESEMBUNYI. ROMBONGAN MODIS DATANG MENDEKATI SISI.
MODELIA : Helo…what happen?
MODELINI : Are you cry, sweet heart?
MODMOD : Iya, kok sedih? Lagi galau yah?
SISI : Kalian ini siapa?
MODELIA : Kami ini penolongmu.
SISI : Penolong? Kok bisa? Penolong bagaimana?
MODELIA : Ya, penolong yang siap menampung segala curhat-curhatmu, keluh kesahmu, sakit hatimu, sedih sedanmu, dan…
MODENI : Menyulap kesedihan menjadi kebahagiaan. Kesusahan berubah keceriaan, jangan bĂȘte lah yaw!
MODELINI : Ya, kami akan membantumu untuk menciptakan kesenangan.
SEMUA : Yuhuu !
MODENI : Bermain ke awan yang penuh warna-warna.
SEMUA : Yuhuu !
MODELINI : Ke atas pelangi yang sudah dapat kami ciptakan sendiri setiap hari.
SEMUA : Yuhuu !
MODENI : Ke negeri para bidadari..
SEMUA : Yuhuhuhuuuu…
SISI : Tetapi biarlah aku pikirkan dulu, saat ini aku belum bisa berfikir jernih.
MODELIA : Itulah untuk menjernihkan pikiranmu, tak perlu pikir panjang..ayo…

TIBA-TIBA ANAK PUNK MUNCUL DIHADAPAN MEREKA
PARA PUNK : Jangan !!
PM : Ya, jangan ganggu teman kami, kami akan mati-matian membelanya.
PKBN : Sekali saja kalian memaksanya, awas!
MODMOD : Nantang ya? Berani ya? Memangnya siapa kamu?
PKBN : Aku Punk Kosong Berbunyi Nyaring.
MODMOD : Baik, aku layani. Modelia, maju! (tokoh Modelia maju)
PKBN : Untuk membela mati-matian, aku tak keberatan. Punk Melankolis, Maju!
PM : Lho kok aku? (setelah berpikir sejenak, akhirnya maju menantang Modelia) baik, oke sajalah…

DENGAN PENUH KEGAGAHAN PUNK MELANKOLIS MENGHADAPI MODELIA, TETAPI BELUM SAMPAI DI DEPAN MODELIA, DIA SUDAH MUNDUR.
PARA PUNK : Kenapa?
PM : Kasihan, gak tega aku…
BOS : (Berbicara tidak jelas)
Oya ujam! Kadit ulrep nahisak, ujam ajas!
PM : baikalah kalo itu kehendak bos, aku akan maju.
DENGAN PENUH KEGAGAHAN KEMBALI KE ARAH MODELIA. TAPI BELUM SAMPAI DI DEPAN MUDIL, PUNK MELANKOLIS MUNDUR LAGI.
PARA PUNK : Kenapa lagi?
PM : Gak tega..sungguh…yang lain sajalah.

TIBA-TIBA SALAH SEORANG DIANTARA MEREKA BERTERIAK “SERANG!!!” DAN TERJADILAH PERKELAHIAN MASSAL. HINGGA AKHIRNYA TERDENGAR SUARA SIRINE MOBIL POLISI, PARA MODIS DAN PUNK MEMBUBARKAN DIRI. SISI KEMBALI SEORANG DIRI.
ELEGI SISI 2
Sendiri lagi, mungkin sudah garis hidupku.. takdirku, tak bersama siapa-siapa..
Mereka meninggalkanku, mencampakan aku, hanya karena aku begini..
Aku memang salah, aku buta, aku tersesat
Karena lupa Gusti Allah, aku hamil di luar nikah.. aku hamil..
Aku menyesal
Harusnya aku tak berbuat seperti itu.
Tapi kini semuanya hancur, semuanya sia-sia..
Tuhan, ampuni aku Tuhan, aku sendiri....
Aku dikeluarkan dari sekolah, tidak diterima di rumah,
Aku lelah
Tuhan, tolong aku Tuhan,
Hanya karena nila setitik, rusak susu sebelanga
Aku lelah, lelah, aku lelah dan  Aku bosaaaaaaaaaaannnnnnnnn............


BAGIAN 3
TIDAK TAHAN DENGAN RASA SAKIT DAN SEDIHNYA, KEMUDIAN SISI PINGSAN. LALU MUNCUL SESEORANG MENOLONG SISI.
PENOLONG 1 : Aduh, siapa gadis cantik ini? Kasihan sekali dia terkapar seorang diri.
Kita harus menolongnya.
PENOLONG 2 : Iya ayo kita tolong dia.
PENOLONG 1 : Sepertinya ada yang tidak wajar dengan gadis ini, seperti ada kekuatan ghaib yang sedang mengganggunya.
PENOLONG 2 : Iya saya juga merasakanya, sebaiknya kita bawa di ke rumah mbah Sumin, sesepuh di desa kita. Mungkin saja dia bisa menyembuhkan sakit gadis ini.
PENOLONG 1 : Iya, ayo kita bawa sekarang…
SISI DIBAWA OLEH KEDUA PENOLONG TADI UNTUK DIRUAT DI RUMAH MBAH SUMIN. DI RUANG RUATBERBAU KEMENYAN YANG SANGAT KENTAL, SISI SUDAH DALAM KEAADAAN SIAP UNTUK DIRUAT. ASISTEN MBAH SAMIN MEMPERSIAPKAN SESAJIDAN UBO RAMPE, MBAH SUMIN MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MERUAT SISI.
BAGIAN 4
Mbah Sumin : apakah sudah siap sesajinya?
Asisten : iya sudah siap semua Mbah.
Mbah Sumin : Baiklah, saya akan mulai ruwatan ini.
Asisten : Baik Mbah.
MBAH SUMIN MEMULAI DENGAN MEMBACA MANTRA SAMBIL MENGUNYAH DAUN SIRIH (NGINANG), SANG PENGGANGGU SISI MUNCUL UNTUK MENGGAGALKAN MBAH SUMIN DALAM MERUAT. KEMUDIAN TERJADI PERTEMPURAN SENGIT ANTARA SANG PENGGAGU DAN MBAH SUMIN YANG MENGAKIBATKAN RUANG RUAT BERANTAKAN. MBAH SUMIN PINGSAN, SANG PENGGANGGUPUN KALAH. SISI TIDAK SADARKAN DIRI. PEMENTASAN BERAKHIR.
LAMPU BLACK OUT.