TIM GURU bergegas merapihkan barisan di halaman depan sekolah. Tak lupa parfum terbaik yang kupersiapkan segera beralih wujud di serat-serat batik kebanggaan. Hand Sanitizer seakan tak hanya menghapuskan kuman-kuman ditangan, tetapi juga melumat habis rasa lelah yang memang akhir-akhir ini sering menghantui waktu-waktu malamku.
Kulangkahkan kaki menuju barisan itu.
Berdiri gagah menyambut tunas-tunas tak akan ada letihnya. Nyata benar, 1.800 detik benar-benar terlewati begitu saja, tak terasa, tak kentara. Hanya meninggalkan berkas semangat yang tercermin dalam senyum kami. SENYUM MANFAAT KAMI.
Hoooaammm... sesekali mulut ini tak terkontrol benar-benar terbuka lebar. Memuntahkan rasa kantuk yang terkadang membayangi pelupuk mata. Antara semangat dan kantuk ini, aku berdiri. Ya disini ini, di waktu ini.
7,5 x 60 x 60 detik yang lalu.....
Jemari menjalar lambat di muka Toshi. Entah telah berapa kedipan terpasung berat di bulu mata, juga mungkin ribuan voltase kecil ku sisihkan untuk mengaktifkan syaraf-syaraf di ujung-ujung jari. Monitor dengan gagahnya menusuk kornea, melukiskan beberapa kata dan mengirimkannya ke barisan organ mataku. Iris, pupil, retina, koroid kupasang sekuat tenagaku meski sklera tampak telah memerah. Ah aku besok mengabdi, meski kurampungkan rencana pelaksanaan pembelajaranku ini.
Lirik lagu yang mengalir sesekali ikut kudendangkan. Hehe, hal ini sepintas biasa saja. But wait... tepat disamping speaker itu, telinga pak Toni yang sudah pulas ber-letak (Doenk style). Maka, jika engkau sedang membaca ini pak, saya hendak meminta maaf kepada anda.
Toshi menunjukan waktu tepat di 02.26 A.M saat aku membiarkan badanku terkulai. Alhamdulillah, everything's already done. I'm waiting for the 'duel' time.
..........................................
"Pak, ada sedikit miskomunikasi nampaknya",
#censored#
"okay saya selesaikan," aku menyahut sekretaris paling rajinku ini.
Pintu kuketuk dan,
"Bu, #censored......"
#censored#
...........................................
Tettttt.......... tettt...............
Penanda itu meresmikan jam pelajaran ke 7 dan 8. Aku bergegas menggiring Toshi dan catatan kecil di memori cerebrum-ku. Kulakukan sedikit pemanasan di tangan, maklumlah, ada ketakutan siswa tak dapat membaca tulisan tanganku.
tak pelu kuceritakan, aku senang hari ini. Kelas kurasa indah, waktu terasa singkat, senyum, tawa dan semangat-inspirasi-informasi saling terunggah dan terunduh lancar mengalir melalui radar-radar pemahaman. Ah, kuselipkan tugas sebagai bunga perjumpaan itu. Meski bukanlah hari pertama ku mengajar, tapi inilah Hari pertama PPL ku. Kupotret dalam gigabyte-gigabyte dan kusimpan rapih dalam format mirip DVD-R yang tak mungkin tertulis dan tertindih karena satu hari ini, adalah bagian dari hari-hari terpentingku sepanjang umur hingga nanti. Terimakasih Rabu, 21 Mu Agustus Mu dan 2013 Mu membawa mimpiku semakin dekat.
(Arif Setiawan)